Tugas Sejarah :
--Teori Evolusi Charles Darwin--
The Origin of Species
Serta Pendapat Tentang Kebenaran Teori Evolusi
Nama : Andros
Kelas : XG
Pelajaran : Sejarah
• Sekilas Uraian tentang teori yang ditulis Charles Darwin
Evolusi pada dasarnya berarti proses perubahan dalam jangka waktu tertentu. Dalam konteks biologi modern, evolusi berarti perubahan sifat-sifat yang diwariskan dalam suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sifat-sifat yang menjadi dasar dari evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan pada keturunan suatu makhluk hidup. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen oleh mutasi, transfer gen antar populasi, seperti dalam migrasi, atau antar spesies seperti yang terjadi pada bakteria, serta kombinasi gen mealui reproduksi seksual.
Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya biologi evolusi telah berakar sejak jaman Aristoteles. Namun demikian, Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin tentang evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas masyarakat sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.
Berdasarkan uraian teori Evolusi Charles Darwin yang telah saya ketik diatas, maka bisa dilihat bahwa Charles Darwin benar-benar seorang ilmuwan yang terkemuka di masanya.
Berikut saya paparkan sejarah perkembangan teori Evolusi Darwin dan sebab pengembangannya :
Banyak hal dan pemikiran ahli lain yang mempengaruhi perkembangan teori Darwin, antara lain:
• Ekspedisi ke lautan Galapagos ditemukan bahwa perbedaan bentuk paruh burung Finch disebabkan perbedaan jenis makanannya.
• Geolog Charles Lyell (1830) menyatakan bahwa batu-batuan di bumi selalu mengalami perubahan. Menurut Darwin, hal-hal tersebut kemungkinan mempengaruhi makhluk hidupnya. Pikiran ini juga didasarkan pada penyelidikannya pada fosil.
• Pendapat ekonom Malthus yang menyatakan adanya kecendrungan kenaikan jumlah penduduk lebih cepat dari kenaikan produksi pangan. Hal ini menimbulkan terjadinya suatu persaingan untuk kelangsungan hidup. Oleh Darwin hal ini dibandingkan dengan seleksi yang dilakukan oleh para peternak untuk memperoleh bibit unggul.
• Pendapat beberapa ahli seperti Geoffroy (1829), WC Wells (1813), Grant (1826), Freke (1851), dan Rafinisque (1836).
Tahun 1858 Darwin mempublikasikan The Origin yang memuat 2 teori utama yaitu:
1. Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau.
2. Evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Menurut Darwin, agen tunggal penyebab terjadinya evolusi adalah seleksi alam. Seleksi alam adalah “process of preserving in nature favorable variations and ultimately eliminating those that are ‘injurious’”.
• Perkembangan Teori Evolusi Darwin
1. Sejarah Singkat Charles Darwin (1809 – 1882)
• 1831-1836: Perjalanan laut dengan kapal Beagle.
• 1844: Draft buku “Origin of Species by Means of Natural Selection” telah selesai.
• 1858: Afred Russel Wallace mengirim manuscript kepada J. Hooker anggota Royal Society, berisi tentang perluasan ide dari Malthus. Makalah bersama oleh Darwin dan Wallace di forum Society.
• 1859: Publikasi buku “ On The Origin of Species by Means of Natural Selection”
• 1860: Perdebatan antara Huxley dan Wilbeforce tanpa kehadiran Darwin
• Darwin menghabiskan sisa masa hidupnya untuk penelitian dan publikasi buku “Descen of Man” (1871) dan “The Expression of Emotion in Man and Animals” (1871).
Buku “Origin of Species by Means of Natural Selection” yang diterbitkan tahun 1959 ini, menurut indeks sitasi merupakan buku yang paling banyak diacu oleh penulis lain (selain kitab suci) selama ini.
2. Perkembangan Teori Evolusi
Banyak hal dan pemikiran ahli lain yang mempengaruhi perkembangan teori Darwin, antara lain:
• Ekspedisi ke lautan Galapagos ditemukan bahwa perbedaan bentuk paruh burung Finch disebabkan perbedaan jenis makanannya.
• Geolog Charles Lyell (1830) menyatakan bahwa batu-batuan di bumi selalu mengalami perubahan. Menurut Darwin, hal-hal tersebut kemungkinan mempengaruhi makhluk hidupnya. Pikiran ini juga didasarkan pada penyelidikannya pada fosil.
• Pendapat ekonom Malthus yang menyatakan adanya kecendrungan kenaikan jumlah penduduk lebih cepat dari kenaikan produksi pangan. Hal ini menimbulkan terjadinya suatu persaingan untuk kelangsungan hidup. Oleh Darwin hal ini dibandingkan dengan seleksi yang dilakukan oleh para peternak untuk memperoleh bibit unggul.
• Pendapat beberapa ahli seperti Geoffroy (1829), WC Wells (1813), Grant (1826), Freke (1851), dan Rafinisque (1836).
Tahun 1858 Darwin mempublikasikan The Origin yang memuat 2 teori utama yaitu:
1. Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau.
2. Evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Menurut Darwin, agen tunggal penyebab terjadinya evolusi adalah seleksi alam. Seleksi alam adalah “process of preserving in nature favorable variations and ultimately eliminating those that are ‘injurious’”.
Setelah penemuan teori Evolusi Darwin, muncul berbagai tanggapan dan tantangan :
Secara umum, tanggapan ahli lain terhadap teori Darwin adalah:
a. Mendapat tantangan terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori penciptaan (Universal Creation).
b. Mendapat pembelaan dari penganut Darwin antara lain , Yoseph Hooker dan Thomas Henry Huxley (1825-1895).
c. Mendapat kritik dan pengkayaan dari banyak ahli antara lain Morgan (1915), Fisher (1930), Dobzhansky (1937), Goldschmidt (1940) dan Mayr (1942).
Dengan berbagai perkembangan dalam perkembangan dalam ilmu biologi, khususnya genetika maka kemudian Teori Evolusi Darwin diperkaya. Seleksi alam tidak lagi menjadi satu-satunya agen penyebab terjadinya evolusi, melainkan ada tambahan faktor-faktor penyebab lain yaitu: mutasi, aliran gen, dan genetic drift. Oleh karenanya teori evolusi yang sekarang kita seirng disebut Neo-Darwinian atau Modern Systhesis.
Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo Darwinian) terjadi karena adanya:
a. Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.
b. Perubahan dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.
c. Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan (DNA/RNA).
d. Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.
e. Generasi berikut mewarisi “kombinasi gen yang sukses” dari individu fertile (dan beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi.
Untuk mempermudah penjelasan yang ada dibawah, saya akan mengetikan pertanyaan yang sering keluar ketika membahas Teori Evolusi
• Pertanyaan yang umum muncul dalam pemahaman Teori Evolusi
• Apa itu Teori Evolusi?
Singkatnya, Teori Evolusi adalah sebuah upaya untuk menyelidiki penyebab (dan proses) terbentuknya keragaman spesies yang kita lihat saat ini. Proses perubahan ini terjadi melalui mekanisme berupa adaptasi dan seleksi alam.
Evolusi berasumsi bahwa pada awalnya hanya terdapat satu/sedikit spesies di muka bumi milyaran tahun lalu. Dari spesies perintis itu, terjadi upaya adaptasi berdasarkan keadaan alam yang berbeda-beda. Hasil adaptasi ini kemudian diturunkan pada anak-cucu dari makhluk perintis tersebut; mengesankan terjadinya perubahan perlahan-lahan menuju bentuk yang lebih sempurna.
• Evolusi itu cuma teori. Bukankah teori itu kedudukannya lemah?
Jangan samakan kata “teori” antara penggunaan sehari-hari dan penggunaan ilmiah. Dalam kehidupan sehari-hari, kita biasa menyatakan kata “teori” sebagai dugaan-dugaan yang minim/tanpa bukti. Dalam terminologi ilmiah, “teori” adalah rumusan perilaku alam berdasarkan bukti-bukti yang telah ditemukan — di mana rumusan ini telah diuji secara akademik dan diakui oleh masyarakat sains.
Evolusi adalah sebuah teori, sama halnya dengan Teori Relativitas Khusus dan Mekanika Kuantum. Kedudukannya kokoh sampai ada teori baru yang siap menggantikannya dan dinyatakan lebih teruji serta dapat membuktikan kesalahan pada teori pendahulunya.
• Tantangan terhadap Teori Evolusi :
Teori utama Darwin bahwa spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau dan bila diurut lebih lanjut semua spesies makhluk hidup diturunkan dari nenek moyang umum yang sama. Seperti yang juga diperkirakan oleh Darwin. Teorinya akan ditentang banyak pihak. Para penentang teori ini dikategorikan dalam tiga kelompok utama:
a. Kelompok yang berpendapat bahwa teori Darwin tersebut tidak cukup “ilmiah”.
b. Kelompok “Creationist” yang berpendapat bahwa masing-masing spesies diciptakan khusus oleh yang Maha Kuasa untuk tujuan tertentu.
c. Kelompok penganut filsafat “idealist” yang berpendapat bahwa spesies tidak berubah. Variasi yang ada merupakan tiruan tidak sempurna dari pola umum “archetypes”. Goethe mengabstaksikan satu archetype atau Urbild untuk semua tanaman (Urplanze) dan beberapa Bauplane untuk hewan.
Untuk para penentangnya dari dua kelompok pertama di atas Darwin cukup menandaskan bahwa keajaiban-keajaiban atau intervensi dari kekauatan supranatural dalam pembentukan spesies adalah tidak ilmiah. Dalam menanggapi kelompok Idealist (seperti Owen dan Lois Agassiz) Darwin mampu menangkis dengan baik. Pada Origin edisi pertama, Darwin (1959) di halaman 435, menyimpulkan bahwa penjelasan Owen pada masalah archetype adalah “interesting” dan “unity of type”nya merupakan “hukum” biologi yang penting. Kemudian setelah Owen lebih keras lagi menentang teorinya. Darwin pada edisi berikutnya menambahkan “…tetapi itu bukan penjelasan ilmiah”. Menurut Darwin penjelasan tentang “homologi” dan “unity of types” terkait dengan nenek moyang adalah ilmiah, sementara penjelasan terkait dengan archetype tidak ilmiah. Oleh karena Darwin memandang masalah ini sebagai proses, sementara konsep archetype adalam timeless. Secara umum Darwin adalam penganut paham Materialisme.
Melihat tantangan tersebut, maka terdapat orang yang mengasumsikan Teori Evolusi dari segi agama dan segi pengetahuan :
• Tantangan dari Segi Agama :
Akar pemikiran evolusionis muncul sezaman dengan keyakinan dogmatis yang berusaha keras mengingkari penciptaan. Mayoritas filsuf penganut pagan di zaman Yunani kuno mempertahankan gagasan evolusi. Jika kita mengamati sejarah filsafat, kita akan melihat bahwa gagasan evolusi telah menopang banyak filsafat pagan.
Akan tetapi bukan filsafat pagan kuno ini yang telah berperan penting dalam kelahiran dan perkembangan ilmu pengetahuan modern, melainkan keimanan kepada Tuhan. Pada umumnya mereka yang memelopori ilmu pengetahuan modern mempercayai keberadaan-Nya. Seraya mempelajari ilmu pengetahuan, mereka berusaha menyingkap rahasia jagat raya yang telah diciptakan Tuhan dan mengungkap hukum-hukum dan detail-detail dalam ciptaan-Nya. Ahli Astronomi seperti Leonardo da Vinci, Copernicus, Keppler dan Galileo; bapak paleontologi, Cuvier; perintis botani dan zoologi, Linnaeus; dan Isaac Newton, yang dijuluki sebagai "ilmuwan terbesar yang pernah ada", semua mempelajari ilmu pengetahuan dengan tidak hanya meyakini keberadaan Tuhan, tetapi juga bahwa keseluruhan alam semesta adalah hasil ciptaan-Nya Albert Einstein, yang dianggap sebagai orang paling jenius di zaman kita, adalah seorang ilmuwan yang mempercayai Tuhan dan menyatakan, "Saya tidak bisa membayangkan ada ilmuwan sejati tanpa keimanan mendalam seperti itu. Ibaratnya: ilmu pengetahuan tanpa agama akan pincang."
Salah seorang pendiri fisika modern, dokter asal Jerman, Max Planck mengatakan bahwa setiap orang, yang mempelajari ilmu pengetahuan dengan sungguh-sungguh, akan membaca pada gerbang istana ilmu pengetahuan sebuah kata: "Berimanlah". Keimanan adalah atribut penting seorang ilmuwan.
Teori evolusi merupakan buah filsafat materialistis yang muncul bersamaan dengan kebangkitan filsafat-filsafat materialistis kuno dan kemudian menyebar luas di abad ke-19. Seperti telah disebutkan sebelumnya, paham materialisme berusaha menjelaskan alam semata melalui faktor-faktor materi. Karena menolak penciptaan, pandangan ini menyatakan bahwa segala sesuatu, hidup ataupun tak hidup, muncul tidak melalui penciptaan tetapi dari sebuah peristiwa kebetulan yang kemudian mencapai kondisi teratur. Akan tetapi, akal manusia sedemikian terstruktur sehingga mampu memahami keberadaan sebuah kehendak yang mengatur di mana pun ia menemukan keteraturan. Filsafat materialistis, yang bertentangan dengan karakteristik paling mendasar akal manusia ini, memunculkan "teori evolusi" di pertengahan abad ke-19.
Semenjak penerbitan buku Darwin "The Origin of Species", evolusi mendapat banyak kritik dan menjadi tema yang kontroversial. Namun demikian, kontroversi ini pada umumnya berkisar dalam implikasi dari teori evolusi di bidang filsafat, sosial, dan agama. Di dalam komunitas ilmuwan, teori evolusi telah diterima secara luas dan tidak mendapat tantangan. Seperti yang sudah diprediksi oleh Darwin, implikasi yang paling kontroversial adalah evolusi manusia. Banyak yang tidak menerima bahwa segala jenis makhluk hidup, termasuk manusia, berasal dari proses alam.
Dikutip dari : http://harunyahya.com
Dan tanggapan dari pendukung teori Penciptaan :
Aliran yang sering dianggap berlawanan dengan teori evolusi adalah penciptaan (ciptaanisme atau creationism dalam bahasa Inggris) yang mempercayai bahwa makhluk hidup dan segala jenisnya diciptakan oleh Tuhan, secara terpisah (tidak ada kesamaan leluhur, atau bahwa satu jenis makhluk hidup tidak diturunkan dari jenis makhluk hidup lain). Ciptaanisme pertama kali timbul di kalangan Kristen literalis yang tidak dapat menerima evolusi karena dianggap bertentangan dengan narasi kisah penciptaan tujuh hari pada Kitab Kejadian dalam Perjanjian Lama, namun belakangan muncul juga di kalangan Islam misalnya penulis kenamaan dari Turki yaitu Harun Yahya yang melakukan penoakan dari teori evolusi berdasarkan Al-Qur'an. Penyebab penolakan sebagian kalangan beragama tesebut mungkin disebabkan anggapan bahwa evolusi menghilangkan 'peran Tuhan' dalam penciptaan, atau bahkan bahwa evolusi menyokong ateisme, kendati evolusi sebagai sains tidak bisa ikut campur persoalan tindakan Tuhan, yang berada dalam ranah keimanan dan di luar sains.
• Pendapat dari saya tentang tantangan dari segi agama (sudut dari pihak anti-teori Darwin) :
Menurut saya, ilmuwan yang mendukung teori Penciptaan sudah mengeluarkan bukti dan fakta yang cukup panjang lebar. Mengenai teori evolusi sendiri, teori Evolusi mengalami pertentangan dengan isi yang tertulis di dalam Al-Quran maupun Al-Kitab serta Taurat yang terlebih dahulu dibuat sebelum munculnya teori Evolusi. Oleh sebab itu, para kaum ilmuwan yang beragama dan mempercayai kitab diatas tidak menyetujui teori Evolusi.
Ada juga yang mengatakan bahwa teori Evolusi Darwin bersifat materialis dan juga dibuat oleh seorang atheis. Mereka mengatakan, bahwa pengetahuan harus didasari keimanan kepada Tuhan. Sehingga muncul pepatah seperti “pengetahuan tanpa agama adalah cacat”. Mereka mengatakan bahwa harus ada keterkaitan antara agama dengan ilmu pengetahuan.
Bahkan dalam Al-Kitab dijelaskan, bahwa “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan”.
--- Pendapat lebih lanjut akan saya tuliskan di bawah ---
• Tantangan Segi Pengetahuan :
Secara segi pengetahuan, ilmuwan anti-teori Evolusi Darwin mengatakan sebagai berikut :
• Teori Evolusi Telah Runtuh
Sejak langkah pertamanya, teori evolusi telah gagal. Buktinya, evolusionis tidak mampu menjelaskan proses pembentukan satu protein pun. Baik hukum probabilitas maupun hukum fisika dan kimia tidak memberikan peluang sama sekali bagi pembentukan kehidupan secara kebetulan.
Bila satu protein saja tidak dapat terbentuk secara kebetulan, apakah masuk akal jika jutaan protein menyatukan diri membentuk sel, lalu milyaran sel secara kebetulan pula menyatukan diri membentuk organ-organ hidup, lalu membentuk ikan, kemudian ikan beralih ke darat, menjadi reptil, dan akhirnya menjadi burung? Begitukah cara jutaan spesies di bumi terbentuk?
Meskipun tidak masuk akal bagi Anda, evolusionis benar-benar meyakini dongeng ini.
Evolusi lebih merupakan sebuah kepercayaan - atau tepatnya keyakinan - karena mereka tidak mempunyai bukti satu pun untuk cerita mereka. Mereka tidak pernah menemukan satu pun bentuk peralihan seperti makhluk setengah ikan-setengah reptil, atau makhluk setengah reptil-setengah burung. Mereka pun tidak mampu membuktikan bahwa satu protein, atau bahkan satu molekul asam amino penyusun protein dapat terbentuk dalam kondisi yang mereka sebut sebagai kondisi bumi purba. Bahkan dalam laboratorium yang canggih, mereka tidak berhasil membentuk protein. Sebaliknya, melalui seluruh upaya mereka, evolusionis sendiri malah menunjukkan bahwa proses evolusi tidak dapat dan tidak pernah terjadi di bumi ini.
• Di Masa Mendatang pun Evolusi Tidak Dapat Dibuktikan
Menghadapi kenyataan ini, evolusionis hanya dapat menghibur diri dengan khayalan bahwa suatu saat nanti, entah bagaimana caranya, ilmu pengetahuan akan menjawab semua dilema ini. Mengharapkan ilmu pengetahuan akan membenarkan semua pernyataan tidak berdasar dan tidak masuk akal ini adalah hal yang mustahil, sampai kapan pun. Sebaliknya, sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, kemustahilan pernyataan evolusionis akan semakin terbuka dan semakin jelas.
Begitulah yang terjadi sejauh ini. Semakin terperinci struktur dan fungsi sel diketahui, semakin jelas bahwa sel bukan susunan sederhana yang terbentuk secara acak, seperti pemahaman biologis primitif masa Darwin.
Rasa percaya diri berlebihan dalam menolak fakta penciptaan dan menyatakan bahwa kehidupan berasal dari kebetulan-kebetulan yang mustahil, lalu berkeras mempertahankannya, kelak akan berbalik menjadi sumber penghinaan. Ketika wajah asli dari teori evolusi semakin tersingkap dan opini publik mulai melihat kebenaran, para pendukung evolusi yang fanatik buta ini tidak akan berani lagi memperlihatkan wajah mereka.
• Pendapat dari saya tentang tantangan dari segi ilmu pengetahuan (sudut dari pihak anti-teori Darwin) :
Mungkin pembahasan diatas cukup merumitkan, terutama bagi anak SMA kelas 1 seperti saya. Yah mau tidak mau, isi yang terkandung tulisan di atas harus kita baca dan dipahami maknanya satu persatu.
Dimulai dari tantangan keruntuhan teori Evolusi. Ilmuwan mengemukakan bahwa penyusunan kembali protein tidak bisa terjadi secara kebetulan, sehingga hampir tidak memungkinkan terjadinya perubahan secara fisik seperti yang dikatakan oleh teori Evolusi.
Bukti perbandingan fosil jaman dahulu dengan yang sekarang :
Melalui gambar yang saya cantumkan diatas, dapat dibuktikan masih ada spesies yang tidak berevolusi sejak jaman prasejarah hingga kini. Dengan fakta ini, ilmuwan yang anti-teori Evolusi dapat menyatakan bahwa sampai kapanpun juga, teori Evolusi tidak akan pernah bisa terbukti malahan seiring waktu berjalan, teori Evolusi Darwin akan hancur secara perlahan.
• Pendapat Tentang Teori Evolusi :
Saya akan mengemukakan 2 jenis pendapat, yaitu pendapat saya berdasarkan segi agama dan dari segi pengetahuan. Pendapat nya saya gabungkan :
Pertama saya mulai dari segi Agama. Melalui tantangan yang dikemukakan dari segi agama. Kita mengetahui para golongan agama serta ilmuwan lebih memilih teori Penciptaan sebagai awal dari manusia dan juga awal dari segalanya.
Memang, secara perbandingan antara Kitab Suci dengan Teori yang dikemukakan oleh Darwin, sangat lah berlawanan. Anggapannya seperti air dan api. Tetapi itu adalah pandangan dari segi agama. Menurut saya sendiri, unsur agama tidaklah baik bila dicampur dengan logika ilmu pengetahuan.
Mohon maaf bila saya sedikit membahas tentang agama di dalam pendapat saya. Namun agama juga merupaka suatu ilmu pengetahuan. Kebodohan seseorang dalam beragama dan keimanannya kepada kitab tersebut dapat membuka mata hati, tetapi menutup akal sehat pikiran orang tersebut. Percaya atau tidak, ketika Galileo Galilei menemukan bintik hitam pada matahari, para dewan Eropa sebagai Kristiani mengkritik dan menghukumnya karena dianggap telah mengusik tempat tinggal Tuhan. Dan juga tentang geosentris.
Kembali ke topik semula, bila banyak orang yang mengatakan bahwa teori itu sifatnya lemah seperti teori Evolusi. Mengapa tidak kita lihat sebaliknya ? Orang juga mengatakan bahwa teori Evolusi itu gagal total karena tidak bisa dibuktikan. Kenapa orang tidak melihat dari sudut pandang yang berlawanan 180 derajat ?
Kalau orang bilang teori Evolusi sudah hancur. Saya pun bisa mengatakan teori Penciptaan adalah teori yang GATOT (Gagal Total) karena tidak mencakup logika serta titik keputus asaan orang yang gagal mencapai batas tertinggi suatu kebenaran.
Kalau dilihat secara logika (logika saya tentunya) memang akan terlihat seperti orang atheis. Namun itulah kenyataanya. Menyerahkan segalanya pada Tuhan hanyalah alasan bagi ketidakmampuan seseorang untuk mengemukakan kejadian sebenarnya.
Lalu menganai fakta evolusi, tidak sepenuhnya teori Evolusi itu gagal. Hal itu terbukti dari seseorang ahli biologi terkemuka. Berikut saya berikan sekilas info tentang Theodosius Dobzhansky
Theodosius Dobzhansky (1900-1975) adalah salah satu figur terpenting dalam ilmu biologi modern, dan, ia adalah seorang yang sangat religius. Pada tahun 1973, dua tahun sebelum kematiannya, ia menuliskan esai tersohor Nothing in Biology Makes Sense Except in the Light of Evolution. “Tanpa teori evolusi, biologi adalah ngawur.“
Rata-rata orang hanya melihat sisi negatif dari teori Evolusi tanpa memperhatikan betapa besarnya pengaruh teori Evolusi Darwin terhadap dunia biologi serta antheopologi dll.
Dilihat dari segi dunia pengetahuan, untuk menggugurkan teori Evolusi Darwin. Maka harus dibuat teori baru harus bisa menyamai semua capaian ilmiah teori sebelumnya, dan menambal lubang-lubang yang tak mampu dijelaskan oleh teori lama.
Lubang yang terdapat di dalam Teori Evolusi telah diberitahu sendiri oleh Darwin. Yaitu pada bab “Difficulties of the Theory”. Pada bab tersebut, dijelaskan bahwa masih ada keraguan pada diri Darwin sendiri terhadap teorinya. Kesulitan-kesulitan ini terutama pada catatan fosil dan organ-organ rumit makhluk hidup (misalnya mata) yang tidak mungkin dijelaskan dengan konsep kebetulan, dan naluri makhluk hidup. Darwin berharap kesulitan-kesulitan ini akan teratasi oleh penemuan-penemuan baru; tetapi bagaimanapun ia tetap mengajukan sejumlah penjelasan yang sangat tidak memadai untuk sebagian kesulitan tersebut.
• Para pendukung teori Penciptaan bahwa Teori Evolusi menanamkan pandangan materialisme dan menjauhkan dari Tuhan/Agama. Apakah itu benar ?
Ini mah kata Harun Yahya. Meskipun begitu, jawabannya bisa dijabarkan sebagai berikut:
Beliau masih salah membedakan antara Teori Evolusi dan abiogenesis.
Kalau abiogenesis, memang berkaitan dengan kemunculan makhluk hidup dari benda mati. Tapi, evolusi? Lha, wong membahas adaptasi makhluk hidup kok dikait-kaitkan dengan materialisme, Tuhan, dan agama.
• Membuat sambungan agama dan sains
Ok lah, saya memang seorang murid yang beragama non Muslim alias Buddha. Tetapi tidak ada salahnya kan kalau saya memberikan sedikit cara membangkitkan mata hati orang yang telah menganggap teori Evolusi telah menentang agama Samawi alias Agama Islam, Kristiani, Yahudi dll. Setidaknya, bisa mendamaikan antara pihak Agama dengan pihak pendukung Teori Evolusi.
Caranya? Tentunya dengan interpretasi ulang — dengan melakukan tafsir berbasis metafor dan kajian esoterik. Teori seperti itu sudah banyak berkembang pada kajian liberal yang lebih mau bersandar ke bukti-bukti ilmiah.
Memang sains itu fleksibel seperti Undang Undang, bisa saja diubah dan ditambahkan — seperti bagaimana teori Einstein mengabrogasi teori Newton. Tapi, menutup mata akan fakta ilmiah yang *sedang* berlaku (apalagi didukung bukti yang kuat) adalah tidak rasional.
Saya sajikan Tanya Jawab dibawah ini :
Pembuka Topik : Manusia purba itu berkembang dan berkembang sampai tahap mereka yang terakhir, Homo erectus/Homo georgicus. Saat itu, manusia purba itu punah atau semacamnya, kemudian setelahnya barulah diturunkan Nabi Adam.
Penanya : Jadi Anda mau bilang bahwa sebelum ada Nabi Adam sudah ada makhluk lain yang sekarang ini dikenal sebagai manusia purba?
Penjawab : Betul. Dan manusia purba itu diklasifikasikan sebagai ‘hewan’, maka manusia pertamanya itu adalah Nabi Adam yang memang benar-benar manusia. Bukan setengah-setengah.
Nah, dengan jawaban diatas, selesai sudah konflik 2 pihak, namun jelas saja banyak yang belum bisa menerima Tanya Jawab diatas. Tantangan muncul dalam bentuk yang lebih kompleks.
Kembali ke topic Harun Yahya, sebenarnya Harun Yahya pun juga hanya menulis daur ulang teori Penciptaaan yang diantaranya beberapa telah dipatahkan oleh Darwin sendiri. Namun masih banyak orang yang tidak mengetahui secara detilnya termasuk saya.
Yah sekian pendapat dari saya, mungkin cukup panjang lebar. Mungkin bagi guru yang sudah ahli, pendapat saya mungkin hanya terkesan seperti anak kecil. Namun hanya itulah persepsi yang saya miliki.
Maka pendapat ini saya tutup dengan sebuah kata bijak.
Orang zaman dulu melihat pelangi dan berkata “Tuhan menciptakannya! Hidup Tuhan, Amin!” Sedangkan orang-orang yang berpikir membayangkan bagaimana pelangi itu terbentuk; apa proses yang dilaluinya, dan sebagainya.
Akhirnya si pemikir memahami bahwa pelangi itu adalah efek dari pembiasan berkas cahaya oleh air. Sedangkan orang-orang lain tetap berkata “Tuhan yang menciptakan pelangi! Hidup Tuhan, Amin!” tanpa tahu prosesnya.
Begitulah semestinya yang kita butuhkan, mencari kebenaran sebenarnya sampai akhir hayat. Tidak bergantung pada agama, perlu diingat bahwa Ilmu pengetahuan itu tidak terbatas. Masih banyak misteri di muka bumi dan belahan jagat raya yang belum terungkap. Namun seiirng berjalannya waktu, pasti kebenaran akan terungkap dan manusia bisa memilih mana yang terbaik untuk mereka (termasuk saya).
Untuk saat ini, saya secara jujur masih mendukung teori Evolusi sampai suatu saat ada teori yang mampu menggantikannya secara fakta maupun logika yang lebih baik. Tapi bukan maksud saya meremehkan Harun Yahya. Menurut saya, pendapat Harun Yahya masih belum mencapai tingkat tertinggi dari masalah ini.
Pada akhir kata, saya mohon maaf bila terlalu melibatkan hal agama dan logika dalam pembuatan tugas Sejarah ini. Terimakasih atas kesediaan bapak untuk membaca pendapat ini.
Jakarta, 26 Februari 2009
Andros
XG